HEBOH...!! Berikut Kronologi 20 Siswa Sekolah di Jepara yang “TUMBANG” Karena Dihukum Akibat Terlambat...


Sejumlah siswa SMA di Jepara dihukum akibat datang terlambat. Mereka tidak bisa masuk ke area sekolah karena gerbang sudah ditutup. Beberapa siswa dikabarkan sampai pingsan karena kehujanan.

Psikolog anak dan remaja dari RaQQi - Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi mengatakan dirinya tidak punya informasi rinci terkait bentuk hukuman yang diterapkan sekolah tersebut dan penyebab keterlambatan. Namun umumnya, terkait keterlambatan, sekolah sudah memiliki aturan tersendiri.

"Ini sampai 20-an orang yang terlambat perlu dicari tahu lagi apakah jam masuk sekolahnya jadi terlalu pagi atau rumah para siswa memang jauh. Lalu apakah mereka itu memang sering terlambat atau baru sesekali terlambat. Lalu apakah hukumannya hanya tidak dibolehkan masuk ke area sekolah saja atau ada yang lain, karena kok mereka bisa sampai kehujanan?" tutur Ratih dalam perbincangan dengan detikHealth.

Jika hukumannya hanya sekadar tidak boleh masuk ke area sekolah, menurut Ratih itu merupakan konsekuensi logis yang wajar. Jadi jika ingin masuk ke lingkungan sekolah, maka tidak boleh datang terlambat. Sebaliknya, jika datang terlambat maka pintu gerbang ditutup sehingga anak-anak tidak akan bisa masuk ke area sekolah.

"Lalu kenapa bisa sampai kehujanan ya? Apakah di sana memang tidak ada tempat berteduh? Apakah mereka tidak berusaha mencari tempat berteduh? Karena usia SMA kan seharusnya sudah punya problem solving. Beda dengan anak TK atau SD kelas 1, 2, dan 3 kalau nggak boleh masuk ya mereka akan terus berdiri di pintu gerbang," sambung Ratih.

Ratih lebih suka menyebut konsekuensi ketimbang hukuman. Karena dengan konsekuensi terdapat sebab akibat yang berkaitan. Sementara hukuman terkadang diterapkan secara tidak nyambung, yang penting diterapkan dengan tujuan kapok melakukan perbuatan itu.


"Kalau misalnya suatu sekolah menerapkan konsekuensi pintu gerbang ditutup sehingga tidak bisa masuk bagi anak yang terlambat, menurut saya itu masih nyambung. Jika anak yang rumahnya jauh tidak mau terlambat maka konsekuensinya adalah berangkat lebih pagi. Dan yang namanya konsekuensi tetaplah konsekuensi, bukan yang kemudian karena hujan lantas anak yang terlambat jadi dibolehkan masuk," papar perempuan berkerudung ini.

Nah, konsekuensi yang diterapkan pihak sekolah, alangkah baiknya sudah disampaikan sejak awal siswa menjadi siswa baru dan dijadikan kesepakatan bersama. Di situ anak akan menerapkan 'strategi' agar dirinya tidak terlambat sehingga tidak terkena konsekuensi.

Sementara anak TK atau anak SD kelas 1,2 dan 3 SD jika sering datang terlambat ke sekolah, maka orang tua perlu dimintai keterangan terlebih dahulu. Sebab di usia TK hingga kelas 3 SD, umumnya kemandirian anak-anak belum maksimal. Mereka sering kali diantar ke sekolah, yang mana waktunya pun tergantung orang tuanya.

"Jadi kalau masih TK sampai kelas 3 SD masih datang terlambat ke sekolah, bukan sepenuhnya salah si anak. Perlu dicari tahu dulu apa masalahnya, misalnya mungkin anak susah bangun pagi, ayah yang mengantar bangun kesiangan karena bekerja sampai larut malam, dan sebagainya untuk dicari tahu bagaimana solusinya," ucap Ratih.

Laporan detiknews, terkait kasus anak SMA yang dihukum karena terlambat, dialami 20-an siswa SMA Mlonggo, Jepara. Mereka datang terlambat ke sekolah, Jumat (6/1) karena hujan. Pintu gerbang ditutup sehingga siswa tidak bisa masuk. 

Dari 20-an siswa itu, 14 di antaranya tumbang karena kehujanan. Sebanyak 12 siswa dilarikan ke puskesmas, 2 lainnya dilarikan ke rumah sakit dan menjalani opname.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HEBOH...!! Berikut Kronologi 20 Siswa Sekolah di Jepara yang “TUMBANG” Karena Dihukum Akibat Terlambat..."

Posting Komentar