Salah satu masalah yang paling dibenci dan dihindari dalam sebuah rumah tangga adalah perselingkuhan.
Bila itu terjadi, bukan tidak mungkin hubungan rumah tangga akan berakhir.
Seperti yang terjadi pada seorang wanit yang membagikan kisah rumah tangganya di media sosial Blog ini.
Seorang blogger wanita bernama Ary Yogeswary ini menceritakan kisah rumah tangganya yang retak akibat perselingkuhan.
Melalui blog
yang ia beri nama Black Cat Wanders, ia membeberkan kisah tentang
suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain, hingga akhirnya mereka
bercerai.
Berikut kisah lengkapnya:
Halo Mbak yang memacari suami saya. Nggak risih gitu Mbak?
Santai
Mbak, saya nggak berusaha nge-judge Mbak kok, apalagi merebut kembali
mantan suami saya. Dia boleh buat Mbak kok, saya rela. Saya menulis ini
buat Mbak-mbak yang lain yang sedang atau berpikiran untuk memacari
pasangan orang. Selingkuh itu mahal lho.
Buat saya yang diselingkuhi, kisah asmara kalian membuat saya rugi:
-1588 hari bersamanya. Ini jumlah hari saya bersama mantan suami, dari kami pertama bertemu sampai saat saya pergi dari rumah
-216 weekend bersama anak-anaknya. Ini kurang lebih jumlah weekend plus hari libur yang kami habiskan bersama anak-anaknya.
-5 hari ulang tahun, 4 hari natal, 5 hari Ayah, 3 Thanksgiving.
-Sekian
banyak mainan, buku cerita, baju, tiket nonton/game, bentuk-bentuk
hadiah atau hiburan lainnya untuk dia dan anak-anaknya.
-Sekian banyak amarah, kesedihan, frustasi, tangisan yang saya alami, serta yang dia alami dan berusaha saya bantu tanggung
-Karir saya, karena saya berhenti kerja demi persiapan pindah untuk bersamanya
-Keluarga dan teman-teman saya, yang juga harus saya tinggalkan
-Umur saya, yang jelas nggak bertambah muda
Pasangan
saya adalah investasi saya untuk masa depan yang saya rawat dengan baik
dan benar, dan Mbak dengan sukses menjebolnya. Bangga Mbak?
Iya,
Mbak tahunya dari mantan suami saya bahwa saya tidak cinta lagi sama
dia, bahwa hubungan kami sudah tidak terselamatkan, bahwa kami akan
bercerai. Mbak jelas nggak tahu kalau:
-Saat
kalian bertemu saya yang membelikan tiket pergi ke kota Mbak, karena
saya takut dia sebagai orang asing ditipu di negara orang
-Saya
sibuk dag dig dug berharap dia baik-baik saja karena jarang dengar
kabar dari dia saat seminggu dia di kota Mbak, alasannya sih ga dapat
sinyal
-Keluarga saya yang walaupun nggak mengerti kenapa dia pulang kampung tanpa saya tetap menyambutnya dengan hangat
-Saya
mengirimkan bunga ke makam ibunya untuk Hari Ibu plus bunga untuk
ibu-ibu anak-anaknya, saat dia asyik masyuk dengan Mbak di negara asal
saya
-Sebelum
dia pergi untuk liburan (baca: selingkuh) dan sampai saya minta cerai,
saya masih tinggal serumah dengannya, masih menjalankan hubungan suami
istri normal; walaupun dia bilang ke Mbak saya hanya datang untuk minta
‘jatah’.
-Setelah
kalian ‘berteman’ di Facebook (yang saya nggak tahu), saya masih:
membawa dia kencan ke resto cihui untuk merayakan hari jadi kami,
menyiapkan kukis ulang tahun untuknya, sampai membelikan hadiah Hari
Ayah untuk dia dan anaknya plus dinner seru lengkap dengan penari Samba.
Yang Hari Ayah ekstra spesial karena 3 hari sebelumnya saya menemukan
bukti perselingkuhan kalian.
Kebayang
nggak Mbak jadi saya? Kebayang nggak saya menemukan “Baby I miss you”
di Facebook dia? Kebayang nggak saya membaca “I love your son” dari
Mbak? Saya lho Mbak yang disitu bersama dia, yang mengeloni
anak-anaknya, dan Mbak nggak ada angin nggak hujan bisa dengan entengnya
bilang ‘Love your son’? Kebayang nggak saya yang mati-matian minta dia
melepas Mbak, berusaha mengingatkan soal anak-anaknya? Kebayang nggak
anak-anaknya yang bingung karena ibu tirinya mendadak hilang, dan
tiba-tiba ada yang baru dijejalkan ke mereka? Ini hasil selingkuhan
Mbak. Ini keluarga yang hancur karena pilihan Mbak. Puas, Mbak?
Iya
sih setelahnya Mbak minta maaf ke saya, tapi kok Mbak nggak mikir sih
saat Mbak belum ketahuan? Buat apa sih memangnya, Mbak? Nggak malu gitu?
Jangan pakai alasan Mbak masih kecil, Mbak ditipu mantan suami saya dan
sebagainya. Sebagai penulis tulisan saya bisa dibaca publik, Mbak
bahkan nggak perlu repot stalking saya untuk tahu siapa saya.
Kalaupun
nggak ada info tentang saya, Mbak bisa dong berpikir dari pihak
perempuan, bagaimana rasanya kalau terjadi pada Mbak. Bedanya saya
dengan Mbak adalah, saat ketahuan Mbak berujar: “Kenapa dia bisa tahu
tentang saya?”, kalau saya akan berujar: “Kok dia bisa baru tahu tentang
saya?”. Ketahuan kan mana yang lebih superior?
Dan
ini adalah sesuatu yang akan dibawa sampai seterusnya lho Mbak: cap
perusak rumah tangga orang, cap perempuan rendahan. Orang-orang yang
tahu cerita aslinya akan melihat Mbak dengan rendah, dan ini termasuk
keluarga dan teman dekatnya. Yang nggak tahu tapi kepo dan berhasil
menemukan blog saya bisa membaca artikel-artikel mengenai perceraian
saya yang saya tulis sebagai bentuk terapi.
Dan
seringkali ya Mbak, nggak penting siapa yang benar, yang penting siapa
yang berbuat skandal. Walau Mbak selingkuh atas nama cinta, tetap saja
selingkuh dan lidah akan bergoyang. Nggak selingkuh pun kita wanita
perlu menjadi benar-benar super untuk mengalahkan bayangan si mantan
pacar/istri, apalagi selingkuh.
Buat
[para] Mbak yang sudah terlanjur didalamnya, tulisan ini mungkin
percuma. Tapi buat Mbak-mbak yang lain yang berniat, dipikir lagi deh.
Apa iya menghancurkan perasaan wanita lain (dan sebuah keluarga) itu
seharga cinta yang akan anda dapatkan? Apa iya rasa malu dan hinaan
orang lain seharga cinta tersebut? Kalau benar cinta kan nggak kemana,
dan bisa menunggu sampai si dia benar-benar single (putus/cerai dari
pasangannya). Apalagi yang pasangannya track recordnya doyan selingkuh.
Rugi
kan, sudah dosa karena berbohong dan melukai perasaan orang lain,
seumur hidup dicap perempuan nggak benar, eh hubungannya nggak bertahan
juga. Menuntut kepastian demi harga diri kalian itu jauh lebih baik lho,
Mbak-mbak sekalian.
Kata
orang urusan begini jangan diumbar, tapi buat saya ini penting.
Biasanya kita hanya tahu “Si A dan Si B bercerai karena si A selingkuh,”
tapi tidak ada yang tahu detail yang terjadi saat itu.
Ini
yang sebenarnya terjadi saat anda memutuskan berselingkuh. Akan ada
orang-orang yang hanya membaca berita ini sebagai skandal sensasional,
tapi akan ada, dan ini target saya sebenarnya, orang-orang yang membaca
ini dan bisa mengerti mengapa selingkuh itu salah. Orang-orang ini akan
mengedepankan harga diri mereka dan bilang ‘tidak’ pada tawaran
selingkuh, baik pria maupun wanita, dan akan mengingatkan anak-anak
mereka untuk tidak berselingkuh, terutama anak gadis. Kenapa? Karena
kita perempuan yang paling terlihat jelek saat berselingkuh.
Balik
lagi ke Mbak tersayang, selamat dan semoga hidup Mbak bahagia. Terlepas
dari semua kepahitan saya, saya membuang seorang suami yang tidak setia
dan hidup single dengan ceria. Walau di negara orang, saya mampu
mencapai kebebasan finansial (baca: hidup kere tapi asyik) sambil
menikmati lirikan-lirikan dari para pria tampan disini.
Bisa
kok meraih kebahagiaan tanpa bantuan orang lain, dan jelas tanpa
merebut kebahagiaan orang lain. Sukses ya Mbak, perjuanganmu masih
panjang dan berat. Berjuanglah!!"
Kisah yang diunggah sejak Selasa, 7 Maret 2017 ini telah mendapat banyak tanggapan dari pembacanya.
Bahkan, ia pun memberitahu kalau curhatannya ini telah dibaca sebanyak 21 ribu kali.
Ia pun memberikan informasi tambahan kalau wanita yang menjadi selingkuhan suaminya itu telah meminta maaf.
Belum ada konfirmasi langsung terhadap Ary Yogeswary terkaih kisah yang ditulis di blog-nya.
Tapi, dari kisah tersebut, tentu banyak pelajaran bagi pasangan suami istri yang bisa diambil
0 Response to "Curhatan Wanita Ini Heboh di Medsos, Pergoki Suaminya Selingkuh dan Temukan Kalimat Ini di Facebook"
Posting Komentar